TRIBUNWOW.COM – Ukraina menuduh Rusia telah mengorganisir adopsi massal ilegal anak-anak dari negaranya.
Dilansir TribunWow.com, Ukraina mengklaim hal ini dilakukan setelah memindahkan warga tersebut dari wilayah pendudukan ke Rusia secara paksa.
Seperti dilaporkan Al Jazeera, Selasa (23/8/2022), Sejak awal perang, Kyiv telah menuduh Moskow menculik warga Ukraina.
Baca juga: Kejanggalan Pembunuhan Anak Penasihat Putin, Rusia Tuduh Mata-mata Ukraina yang Diduga Salah Sasaran
Mereka mengatakan masyarakat dari wilayah pendudukan telah dipaksa untuk pergi ke Rusia daripada wilayah lain di Ukraina.
Di antaranya adalah sejumlah warga dan anak-anak di kota pelabuhan Mariupol yang luluh lantak diserang Rusia.
Sejumlah penduduk kota tersebut dilaporkan telah dievakuasi tentara Presiden Rusia Vladimir Putin dan dibawa ke negaranya.
“Federasi Rusia terus menculik anak-anak dari wilayah Ukraina dan mengatur adopsi ilegal mereka oleh warga Rusia,” kata kementerian luar negeri Ukraina dalam sebuah pernyataan Selasa.
“Lebih dari 1.000 anak-anak dari Mariupol dipindahkan secara ilegal ke orang luar di Tyumen, Irkutsk, Kemerovo, dan Altai Krai (di Siberia),” bunyi pernyataan itu, merujuk pada berbagai wilayah di Rusia.
Tidak ada komentar langsung dari Moskow.

Baca juga: Diduga Dibunuh Intelijen Ukraina, Pemakaman Anak Penasihat Putin Dihadiri Ratusan Petinggi Rusia
Kyiv mengatakan telah mendasarkan temuannya pada informasi dari otoritas lokal di Krasnodar, sebuah kota Rusia selatan dekat Ukraina.
Menurut pernyataan itu, lebih dari 300 anak Ukraina ditahan di lembaga khusus” di wilayah Krasnodar.
Kementerian menuduh Rusia melakukan tindakan yang sangat melanggar Konvensi Jenewa 1949, yang menetapkan aturan untuk perawatan kemanusiaan di masa perang dan Konvensi PBB tentang Hak Anak.
“Semua anak Ukraina, yang dipindahkan secara ilegal ke wilayah Rusia, (untuk-red) dikembalikan ke orang tua atau wali sah mereka,” seru lembaga Ukraina.
Beberapa keluarga dari Mariupol mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa mereka terpaksa pergi ke Rusia untuk melarikan diri dari pertempuran.
Artikel ini bersumber dari wow.tribunnews.com.